Tips hamil rosdiana ramli, tips hamil retrofleksi, tips hamil rosdiana,
tips hamil rahim retro, tips rencana hamil, tips hamil sehat dan bugar, tips hamil untuk haid tidak teratur, tips hamil wanita gemuk, tips hamil yang menyenangkan, tips hamil 16 minggu, tip 1 diyabet hamilelik, tip 2 diyabet ve hamilelik.
Kehamilan adalah pengalaman yang indah nan ajaib. Tapi kalau terjadi tanpa diduga, pasti ceritanya jadi lain meskipun tetap ajaib. Apalagi kalau itu sudah ke-4 kali, dan di usia yang sudah tak lagi muda.
Risiko komplikasi pada wanita yang hamil di atas usia 35 memang lebih tinggi dibandingkan yang hamil di usia lebih muda. Namun banyak cara yang dapat dilakukan untuk memastikan seorang ibu melahirkan bayi yang sehat.
Tips Hamil Usia Tua dan Resiko Hamil di Usia Tua (Diatas 35 tahun). Jika usia Anda saat ini sudah memasuki angka diatas 35 tahun dan berencana untuk memiliki bayi, maka Anda tidak sendirian. Masih banyak wanita yang memutuskan untuk menunda hamil dan melahirkan anak sampai pada pertengahan usia antara 30 hingga 40an tahun.
Banyak dari ibu hamil tua yang ternyata dapat melahirkan anak tanpa masalah. tapi ada juga yang harus menerima resiko berat baik sebelum maupun sesudah melahirkan. Memang resiko hamil di usia tua itu lebih tinggi dari pada wanita di bawah 30 -an, namun jika anda yakin dan mengerti akan segala resikonya, maka anda wajib melakukan tindakan prefentif sejak dini agar kehamilan berjalan dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat serta sehat.
Mengenali risiko-risiko yang lebih mungkin terjadi pada kehamilan setelah usia 35 tahun dapat membuat ibu hamil lebih waspada dan dapat bekerja sama dengan dokter dalam menangani situasi tersebut. Risiko-risiko yang dimaksud, antara lain:
Menurunnya tingkat kesuburan
Setelah usia 35 tahun, kesuburan wanita cenderung menurun sehingga relatif lebih lama menanti datangnya buah hati. Hal ini dilatarbelakangi kondisi-kondisi berikut.
Bayi yang tidak normal
Pembelahan sel telur yang abnormal, disebut nondisjunction, menyebabkan kemungkinan memiliki anak dengan cacat lahir atau kondisi akibat kelainan kromosom seperti sindrom Down, akan meningkat seiring pertambahan usia wanita. Kondisi tersebut diperkirakan akan terjadi pada 1 dari 30 ibu hamil berusia 45 tahun ke atas.
Risiko keguguran
Risiko keguguran pada usia kehamilan sebelum 4 bulan atau bayi meninggal di dalam kandungan meningkat sekitar 10 persen pada wanita berusia 40 dibandingkan dengan mereka yang hamil pada usia 20-an. Keguguran umumnya disebabkan oleh masalah pada kromosom atau genetika janin.
Bayi lahir prematur atau berat badan kurang dari normal
Wanita yang melahirkan setelah usia 35 tahun lebih berisiko melahirkan bayi yang lahir lebih dini atau lahir dengan berat badan kurang dari yang direkomendasikan. Selain itu, lebih berisiko juga melahirkan bayi dengan komplikasi masalah kesehatan.
Gangguan kesehatan pada sang ibu
Gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes dapat muncul di saat sedang hamil. Kondisi-kondisi ini lebih umum terjadi pada ibu hamil di usia 30 hingga 40-an. Selain itu, wanita hamil pada usia ini juga cenderung lebih berisiko mengalami komplikasi seperti plasenta previa dan praeklamsia.
Operasi caesar
Risiko komplikasi pada wanita yang hamil pada usia 35 ke atas, seperti plasenta previa, membuat mereka lebih sering menjalani proses persalinan dengan cara caesar.
Konsultasikan dahulu dengan Dokter sebelum memutuskan untuk Hamil. Membuat janji dengan dokter Anda sebelum Anda hamil adalah cara terbaik untuk memiliki kehamilan yang sehat di usia diatas 30 tahun. Seorang dokter dapat membantu untuk menentukan apakah tubuh Anda sehat semua untuk menangani kehamilan dan menjawab setiap pertanyaan yang mungkin Anda miliki tentang hamil dan menjadi hamil pada usia Anda yang sudah diatas 30 tahun.
Konsumsi vitamin untuk ibu hamil. Mengonsumsi vitamin asam folat setidaknya 400 mikrogram per hari sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan dapat membantu mencegah cacat tubuh pada bayi, terutama saraf tulang belakang dan otak. Beberapa vitamin pra-kehamilan mengandung 800-1000 mikrogram asam folat yang masih tergolong aman. Namun sebaiknya hindari mengonsumsi lebih dari 1000 mikrogram asam folat.
Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan. Minggu-minggu pertama adalah masa penting pertumbuhan awal bayi. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan mereka untuk mendeteksi dan menangani kemungkinan kelainan pada bayi. Dengan pemeriksaan rutin, dokter juga dapat memberikan penanganan dini jika Anda berisiko atau terdeteksi mengalami diabetes gestasional dan praeklampsia.
Makan Diet yang Seimbang. Wanita hamil, terutama wanita dengan kehamilan berisiko, harus memiliki makanan yang kaya asam folat, kalsium, zat besi, dan protein. Tambahan diet Anda dengan mengambil vitamin prenatal sebelum Anda hamil dan dengan terus dikonsumsi selama kehamilan Anda.
Menerapkan pola makan sehat berimbang. Pilih sayuran dan buah segar, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Konsumsi juga makanan sumber kalsium dan asam folat untuk perkembangan bayi. Sebagai panduan, Anda dapat membaca selengkapnya tentang makanan sehat untuk ibu hamil.Berolahraga secara teratur. Berolahraga teratur atau bergerak aktif tiap hari dapat meredakan stres dan menguatkan tubuh ibu hamil. Tanyakan mengenai kesehatan dan jenis olahraga yang akan dilakukan kepada dokter jika Anda mengidap kondisi tertentu, seperti diabetes.
Menjaga Berat Badan Sehat. Pastikan Anda berada dalam kondisi fisik yang baik sebelum Anda mencoba untuk hamil. Wanita yang mengalami obesitas (indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi) mungkin memiliki waktu yang lebih sulit untuk hamil. Wanita yang lebih tua dan mengalami obesitas lebih rentan dengan diabetes gestational. Diskusikan berat badan, diet dan olahraga dengan dokter Anda.
Pelajari Tentang Tes Pra kehamilan. Tes diagnostik seperti amniosentesis dan chorionic villus sampling membaca kromosom bayi Anda dan menentukan apakah bayi Anda berisiko memiliki kelainan kromosom. Namun, ada kemungkinan sedikit pengujian ini akan mengakibatkan keguguran. Membahas pilihan pengujian dengan dokter Anda akan membantu Anda memutuskan apakah mengetahui hasil bernilai risiko untuk Anda.
Hindari Terpapar Zat Berbahaya. Tidak ada wanita hamil yang boleh minum alkohol, minum obat tertentu, nar-koba,merokok atau bahkan duduk di ruangan yang penuh asap rokok. Namun, sebagai seorang wanita hamil diusia tua, anda harus selalu memperhatikan setiap racun yang mungkin memasuki tubuh Anda. Tanyakan kepada dokter Anda obat apa saja yang bisa dan tidak bisa diminum ketika Anda sedang hamil.
Jauhi Stress. Menjauhi stress, dan membiasakan gaya hidup yang sehat akan meningkatkan kesempatan Anda memiliki kehamilan yang sehat dan mengurangi resiko hamil di usia tua. Anda dapat melakukan senam ringan dengan persetujuan dokter Anda, melakukan yoga, bersantai dan menikmati waktu khusus dalam hidup Anda dengan kehamilan anda ini.
Deteksi kelainan kromosom pada bayi. Pelajari dan jika perlu ambil tes-tes untuk mendeteksi kemungkinan kelainan kromosom pada bayi dalam kandungan.
Kabar baiknya adalah pada usia 35 tahun ke atas, pemahaman dan gaya hidup seseorang umumnya relatif lebih baik daripada di usia 20-an. Sehingga akan lebih mudah untuk menjaga kesehatan kehamilan di usia yang lebih tua.
Jika Anda berusia di atas 35 tahun dan telah lebih dari enam bulan belum berhasil mendapatkan bayi, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk merencanakan kehamilan secara lebih intensif.
Kehamilan adalah pengalaman yang indah nan ajaib. Tapi kalau terjadi tanpa diduga, pasti ceritanya jadi lain meskipun tetap ajaib. Apalagi kalau itu sudah ke-4 kali, dan di usia yang sudah tak lagi muda.
Risiko komplikasi pada wanita yang hamil di atas usia 35 memang lebih tinggi dibandingkan yang hamil di usia lebih muda. Namun banyak cara yang dapat dilakukan untuk memastikan seorang ibu melahirkan bayi yang sehat.
Tips Hamil Usia Tua dan Resiko Hamil di Usia Tua (Diatas 35 tahun). Jika usia Anda saat ini sudah memasuki angka diatas 35 tahun dan berencana untuk memiliki bayi, maka Anda tidak sendirian. Masih banyak wanita yang memutuskan untuk menunda hamil dan melahirkan anak sampai pada pertengahan usia antara 30 hingga 40an tahun.
Banyak dari ibu hamil tua yang ternyata dapat melahirkan anak tanpa masalah. tapi ada juga yang harus menerima resiko berat baik sebelum maupun sesudah melahirkan. Memang resiko hamil di usia tua itu lebih tinggi dari pada wanita di bawah 30 -an, namun jika anda yakin dan mengerti akan segala resikonya, maka anda wajib melakukan tindakan prefentif sejak dini agar kehamilan berjalan dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat serta sehat.
Risiko Hamil di Usia 35 ke Atas
Mengenali risiko-risiko yang lebih mungkin terjadi pada kehamilan setelah usia 35 tahun dapat membuat ibu hamil lebih waspada dan dapat bekerja sama dengan dokter dalam menangani situasi tersebut. Risiko-risiko yang dimaksud, antara lain:
Menurunnya tingkat kesuburan
Setelah usia 35 tahun, kesuburan wanita cenderung menurun sehingga relatif lebih lama menanti datangnya buah hati. Hal ini dilatarbelakangi kondisi-kondisi berikut.
- Penurunan jumlah dan kualitas sel telur yang diproduksi.
- Perubahan hormon yang berakibat pada perubahan ovulasi.
- Lebih tingginya kemungkinan ada kondisi medis tertentu seperti endometriosis yang dapat memengaruhi peluang kehamilan.
- Anda mungkin akan mengalami sulit hamil. Pada awal 30-an, telur Anda cenderung berkurang kualitasnya dan Anda mungkin akan berovulasi lebih jarang daripada umur anda sebelum 30-an.
- Bayi Anda akan beresiko lebih tinggi mengalami kelainan kromosom, seperti Down syndrome.
- Anda lebih mungkin mengalami keguguran.
- Anda berada pada risiko lebih tinggi terkena diabetes gestational.
- Anda lebih mungkin untuk hamil bayi kembar. Bila Anda lebih tua, perubahan hormonal dapat menyebabkan Anda melepaskan lebih dari satu telur setiap kali Anda berovulasi.
- Karena Anda berada pada risiko lebih tinggi terkena komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, Anda juga lebih mungkin untuk memerlukan operasi Caesar.
Bayi yang tidak normal
Pembelahan sel telur yang abnormal, disebut nondisjunction, menyebabkan kemungkinan memiliki anak dengan cacat lahir atau kondisi akibat kelainan kromosom seperti sindrom Down, akan meningkat seiring pertambahan usia wanita. Kondisi tersebut diperkirakan akan terjadi pada 1 dari 30 ibu hamil berusia 45 tahun ke atas.
Risiko keguguran
Risiko keguguran pada usia kehamilan sebelum 4 bulan atau bayi meninggal di dalam kandungan meningkat sekitar 10 persen pada wanita berusia 40 dibandingkan dengan mereka yang hamil pada usia 20-an. Keguguran umumnya disebabkan oleh masalah pada kromosom atau genetika janin.
Bayi lahir prematur atau berat badan kurang dari normal
Wanita yang melahirkan setelah usia 35 tahun lebih berisiko melahirkan bayi yang lahir lebih dini atau lahir dengan berat badan kurang dari yang direkomendasikan. Selain itu, lebih berisiko juga melahirkan bayi dengan komplikasi masalah kesehatan.
Gangguan kesehatan pada sang ibu
Gangguan kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan diabetes dapat muncul di saat sedang hamil. Kondisi-kondisi ini lebih umum terjadi pada ibu hamil di usia 30 hingga 40-an. Selain itu, wanita hamil pada usia ini juga cenderung lebih berisiko mengalami komplikasi seperti plasenta previa dan praeklamsia.
Operasi caesar
Risiko komplikasi pada wanita yang hamil pada usia 35 ke atas, seperti plasenta previa, membuat mereka lebih sering menjalani proses persalinan dengan cara caesar.
Tips Menciptakan Hamil Sehat di Usia 40
Meski secara medis kehamilan di usia 35 ke atas lebih berisiko, namun tetap ada cara yang dilakukan agar bayi dan ibu tetap sehat selama dalam kandungan dan setelah lahir. Jangan khawatir berlebihan karena sebagian besar ibu hamil di atas usia 35 mampu melahirkan bayi yang sehat.
Konsultasikan dahulu dengan Dokter sebelum memutuskan untuk Hamil. Membuat janji dengan dokter Anda sebelum Anda hamil adalah cara terbaik untuk memiliki kehamilan yang sehat di usia diatas 30 tahun. Seorang dokter dapat membantu untuk menentukan apakah tubuh Anda sehat semua untuk menangani kehamilan dan menjawab setiap pertanyaan yang mungkin Anda miliki tentang hamil dan menjadi hamil pada usia Anda yang sudah diatas 30 tahun.
Konsumsi vitamin untuk ibu hamil. Mengonsumsi vitamin asam folat setidaknya 400 mikrogram per hari sebelum dan selama 3 bulan pertama kehamilan dapat membantu mencegah cacat tubuh pada bayi, terutama saraf tulang belakang dan otak. Beberapa vitamin pra-kehamilan mengandung 800-1000 mikrogram asam folat yang masih tergolong aman. Namun sebaiknya hindari mengonsumsi lebih dari 1000 mikrogram asam folat.
Periksakan diri secara rutin, terutama di masa-masa awal kehamilan. Minggu-minggu pertama adalah masa penting pertumbuhan awal bayi. Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan mereka untuk mendeteksi dan menangani kemungkinan kelainan pada bayi. Dengan pemeriksaan rutin, dokter juga dapat memberikan penanganan dini jika Anda berisiko atau terdeteksi mengalami diabetes gestasional dan praeklampsia.
Makan Diet yang Seimbang. Wanita hamil, terutama wanita dengan kehamilan berisiko, harus memiliki makanan yang kaya asam folat, kalsium, zat besi, dan protein. Tambahan diet Anda dengan mengambil vitamin prenatal sebelum Anda hamil dan dengan terus dikonsumsi selama kehamilan Anda.
Menerapkan pola makan sehat berimbang. Pilih sayuran dan buah segar, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Konsumsi juga makanan sumber kalsium dan asam folat untuk perkembangan bayi. Sebagai panduan, Anda dapat membaca selengkapnya tentang makanan sehat untuk ibu hamil.Berolahraga secara teratur. Berolahraga teratur atau bergerak aktif tiap hari dapat meredakan stres dan menguatkan tubuh ibu hamil. Tanyakan mengenai kesehatan dan jenis olahraga yang akan dilakukan kepada dokter jika Anda mengidap kondisi tertentu, seperti diabetes.
- Menerapkan pola makan sehat berimbang. Pilih sayuran dan buah segar, kacang-kacangan, dan daging tanpa lemak. Konsumsi juga makanan sumber kalsium dan asam folat untuk perkembangan bayi. Sebagai panduan, Anda dapat membaca selengkapnya tentang makanan sehat untuk ibu hamil.
- Berolahraga secara teratur. Berolahraga teratur atau bergerak aktif tiap hari dapat meredakan stres dan menguatkan tubuh ibu hamil. Tanyakan mengenai kesehatan dan jenis olahraga yang akan dilakukan kepada dokter jika Anda mengidap kondisi tertentu, seperti diabetes.
Menjaga Berat Badan Sehat. Pastikan Anda berada dalam kondisi fisik yang baik sebelum Anda mencoba untuk hamil. Wanita yang mengalami obesitas (indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi) mungkin memiliki waktu yang lebih sulit untuk hamil. Wanita yang lebih tua dan mengalami obesitas lebih rentan dengan diabetes gestational. Diskusikan berat badan, diet dan olahraga dengan dokter Anda.
Pelajari Tentang Tes Pra kehamilan. Tes diagnostik seperti amniosentesis dan chorionic villus sampling membaca kromosom bayi Anda dan menentukan apakah bayi Anda berisiko memiliki kelainan kromosom. Namun, ada kemungkinan sedikit pengujian ini akan mengakibatkan keguguran. Membahas pilihan pengujian dengan dokter Anda akan membantu Anda memutuskan apakah mengetahui hasil bernilai risiko untuk Anda.
Hindari Terpapar Zat Berbahaya. Tidak ada wanita hamil yang boleh minum alkohol, minum obat tertentu, nar-koba,merokok atau bahkan duduk di ruangan yang penuh asap rokok. Namun, sebagai seorang wanita hamil diusia tua, anda harus selalu memperhatikan setiap racun yang mungkin memasuki tubuh Anda. Tanyakan kepada dokter Anda obat apa saja yang bisa dan tidak bisa diminum ketika Anda sedang hamil.
Jauhi Stress. Menjauhi stress, dan membiasakan gaya hidup yang sehat akan meningkatkan kesempatan Anda memiliki kehamilan yang sehat dan mengurangi resiko hamil di usia tua. Anda dapat melakukan senam ringan dengan persetujuan dokter Anda, melakukan yoga, bersantai dan menikmati waktu khusus dalam hidup Anda dengan kehamilan anda ini.
Deteksi kelainan kromosom pada bayi. Pelajari dan jika perlu ambil tes-tes untuk mendeteksi kemungkinan kelainan kromosom pada bayi dalam kandungan.
Kabar baiknya adalah pada usia 35 tahun ke atas, pemahaman dan gaya hidup seseorang umumnya relatif lebih baik daripada di usia 20-an. Sehingga akan lebih mudah untuk menjaga kesehatan kehamilan di usia yang lebih tua.
Jika Anda berusia di atas 35 tahun dan telah lebih dari enam bulan belum berhasil mendapatkan bayi, Anda dapat memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk merencanakan kehamilan secara lebih intensif.
Belum ada tanggapan untuk "Hamil Sehat di Usia 40"
Post a Comment